Senin, 09 Februari 2015

Majas, Ungkapan dan Peribahasa

Pengertian Majas, Ungkapan, Peribahasa Beserta Contohnya


A. Majas

Majas atau gaya bahasa merupakan cara pengarang mengekpresikan jiwa perasaan dan pikirannya dalam media bahasa. Majas dapat dibedakan menjadi majas perbandingan, pertentangan, sindiran dan penegasan.

1. Majas Perbandingan

a.Personifikasi

Majas yang melukiskan benda-benda mati seakan-akan menyerupai makhluk hidup. Contoh : mobil terbatuk-batuk, awan meringis gerimis.

b.Hiperbola

Majas yang melukiskan keadaan dengan kata yang hebat atau melebih-lebihkan. Contoh : pekiknya membelah angkasa, pidatonya menyayat jiwa raga.

c. Metafora

Majas yang membandingkan benda dengan melukiskan secara langsung atas dasar sifat yang sama. Contoh : dewi malam (bulan), raja siang (matahari).

d. Eufemisme.

Majas yang melukiskan suatu keadaan dengan kata-kata yang lebih halus dan lembut. Contoh : tunawisma (gelandangan), sekelompok (gerombolan).

e. Sinekdokhe

1. Pars Prototo : Majas yang melukiskan keadaan sebagian untuk semua atau seluruhnya. Contoh : lima ekor kuda, sepucuk surat, batang hidungnya.

2. Totem Proparte, majas yang melukiskan keadaan semua atau keseluruhan, tetapi hanya untuk sebagian. Contoh : Kaum hawa memperingati hari ibu. Tim futsal SMAN 108 juara turnamen nasional.

f. Litotes

Majas yang melukiskan suatu keadaan berbeda dengan kenyataannya secara merendahkan diri. Contoh : mampirlah ke gubuk ini, perang ini hanya setitik darah.

g. Asosiasi

Majas yang melukiskan suatu keadaan lain karena persamaan sifat. Contoh : wajah orang itu muram bagai bulan kesiangan.

h. Metonimia

Majas yang melukiskan suatu keadaan dengan menggunakan nama merk dagang. Contoh : Ana ke kampus naik Kijang, Hadi pulang naik Garuda.


2. Majas Pertentangan

a. Antitesis, Majas yang berlawanan arti untuk melukiskan suatu keadaan dengan kepaduan kata. Contoh : kaya atau miskin dia tetap istriku, muda atau tua aku tetap kuat.

b. Paradoks, Majas yang melukiskan suatu keadaan seolah-olah berlawanan arti karena objeknya berbeda. Contoh : Jiwanya sedih di dalam pesta gembira itu, Akalnya kosong di tengah bus yang penuh sesak.

c. Kontradiksi intermimis, Majas yang melukiskan suatu keadaan pertentangan dengan penjelasan semuanya. Contoh : Semua peserta hadir, kecuali Dina yang sakit perut.


3. Majas Sindiran

a. Ironi, Majas yang melukiskan keadaan yang menyatakan sebaliknya dari kenyataan dengan maksud menyidir. Contoh : Wah, bagus sekali tulisanmu seperti cakar ayam! Harum benar, belum mandi ya?

b. Sinisme, Majas seperti ironi tetapi lebih menjurus kasar. Contoh : Huh, kamu itu kerja apa ! Itukah pengorbananmu, gombal !

c. Sarkasme, Majas sindiran yang melukiskan keadaan paling kasar langsung menusuk perasaan. Contoh : Dasar otak udang ! Jangan tong kosong terus !

4. Majas Penegasan

a. Pleonasme, Majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi. Contoh : Jatifa maju ke depan, Silahkan mundur ke belakang.

b. Retorik, Majas yang melukiskan keadaan dengan menggunakan kata-kata yang tidak memerlukan jawaban. Contoh : Kamu ingin kaya atau miskin? Apakah istrimu cantik?

c. Paralelisme, Majas yang melukiskan keadaan dengan kata yang berulang-ulang dalam puisi. Contoh : bunga merah merona, bunga desaku harum, bunga menyentuh raga ini, bunga aku datang.

d. Repetisi, Majas yang melukiskan suatu keadaan dengan pengulangan kata-kata yang digunakan dalam pidato. Contoh : merdeka semboyanku! merdeka harus kita jaga!

e. Klimaks, Majas yang melukiskan keadaan secara berturut-turut dari awal sampai keadaan puncak. Contoh : saya melihat kedua orang itu dari bertemu, duduk, bercakap-cakap, bertengkar, sampai keduanta saling menampar.


B. Ungkapan

Ungkapan atau bentuk idiom adalah gabungan kata yang menimbulkan makna baru yang memiliki makna khusus sehingga tidak dapat diartikan secara sebenarnya.

Contohnya : berdarah biru (kebangsaan), isapan jempol (tak bermakna), kepala dingin (sabar).


C. Peribahasa

Peribahasa adalah sekelompok kata atau kalimat yang susunanya tetap, tidak bisa berubah-ubah, menggambarkan keadaan dengan makna tertentu.

Contoh : menegakkan benang basah (pekerjaan yang sia-sia), bagai air di daun talas (tidak mempunyai pendirian), tong kosong berbunyi nyaring (banyak bicara biasanya bodoh).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar