Sabtu, 18 April 2015

MENYAMPAIKAN LAPORAN ATAU PRESENTASI LISAN DALAM KONTEKS BEKERJA

A. Pengertian Laporan
Laporan adalah suatu cara komunikasi yang berisi informasi sebagai
hasil dari sebuah tanggung jawab yang dibebankan kepada pembuatnya.
Dengan  kata  lain,  sebuah  dokumentasi  yang  berisi  fakta-fakta  dari  hasil
penyelidikan  suatu  masalah  sebagai  bahan  acuan  pemikiran,  penilaian
serta tindakan. Laporan lebih banyak disampaikan dalam bentuk tertulis
dan juga bisa disampaikan secara lisan. Laporan berguna untuk:
(1)  alat pertanggungjawaban secara tertulis
(2)  pendokumentasian data
(3)  bahan pertimbangan
(4)  acuan pengambilan keputusan
(5)  alat merumuskan suatu penilaian
(6)  bahan evaluasi
(7)  melatih berpikir sistematis
Baik  berbentuk  tulisan  maupun  lisan,  kriteria  penyampaian  laporan
yang baik dilihat dari tiga hal berikut.
(1)  Isi laporan mencakup kelengkapan fakta, data yang akurat, faktual,
dan objektif.
(2)  Penyajian mencakup penggunaan bahasa yang baik, jelas dan tepat,
sistematik serta menarik
(3)  Penyajian  lisan  harus  disampaikan  dengan  vokal  yang  jelas,
pengucapan,  lafal,  intonasi  yang  tepat  dan  gaya  ekspresif  yang
sesuai.
Sebelum laporan disajikan secara lisan, laporan terlebih dahulu disusun
dalam bentuk tertulis secara sistematis sehingga mudah dipahami.
Dari segi bentuk tertulis, laporan terbagi menjadi seperti berikut.
(1)  Laporan  berbentuk  formulir,  yaitu  laporan  yang  tinggal  mengisi  pada
blangko yang disediakan.
(2)  Laporan  berbentuk  memorandum,  yaitu  laporan  yang  diuraikan  secara
singkat. Laporan ini dibuat dalam rangka proses hubungan kerja antara
atasan dan bawahan atau antar-unsur-unsur dalam suatu instansi.
3.  Laporan  berbentuk  surat,  yaitu  laporan  yang  diuraikan  lebih  panjang
dari memorandum sebagaimana uraian dalam bentuk surat biasa. Jenis
laporan ini dapat dipergunakan untuk bermacam-macam topik.
(4)  Laporan berbentuk naskah, yaitu laporan yang panjang, biasanya disusun
seperti  makalah.  Materi  laporan  dibagi  menjadi  beberapa  topik  dan
subtopik.
(5)  Laporan  berbentuk  buku,  yaitu  laporan  yang  disusun  dalam  bentuk
buku.
Dari segi struktur penulisan, laporan terbagi seperti berikut
(1)  Laporan formal,yaitu laporan yang struktur penulisannya lengkap,
terdiri atas:
a.   halaman judul
b.   halaman pengesahan
c.   kata pengantar
d.   daftar isi
e.   daftar tabel (jika ada)
f.  daftar grafik (jika ada)
g.  pendahuluan,  berisi  latar  belakang,  tujuan,  ruang  lingkup
masalah/objek, pembatasan masalah/objek, dan sebagainya
h.  bagian  isi,  berisi  uraian  pembahasan  tentang  masalah  atau
objek yang dilaporkan serta hasil yang dicapai
i.  simpulan  dan  saran,  berisi  hal-hal  pokok  atau  intisari  dari
pembahasan  laporan  serta  penyampaian  keinginan  pelapor
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan laporan yang belum
atau seharusnya ada.
Laporan formal sangat terikat dengan struktur penulisan. Laporan
formal  biasanya  dibuat   untuk  keperluan  formal  seperti  dalam
ruang lingkup pekerjaan atau pendidikan, dan umumnya bersifat
berkala.  Contoh  laporan  formal  ialah  laporan  tentang  keadaan
dan  perkembangan  proyek  yang  sedang  dilaksanakan,  laporan
penelitian ilmiah, dan laporan percobaan.
(2)  Laporan  informal,  yaitu  jika  laporan  tidak  memenuhi  persyaratan
sistematika di atas.. Sistematika atau struktur penulisannya lebih
sederhana  atau  memiliki  model  sistematika  sendiri  dan  tidak
bersifat  standar.  Pembuatannya  lebih  cenderung  memenuhi
kebutuhan  informasi  atau  untuk  mendapatkan  data  lapangan.
Yang termasuk laporan informal, ialah laporan perjalanan, laporan
pengamatan, dan laporan kunjunganB.  Pola Penyajian Laporan secara Lisan
Baik laporan formal maupun informal disusun dengan menggunakan
bahasa  yang  baku.  Laporan  yang  telah  disusun  bisa  juga  disampaikan
secara lisan. Oleh sebab itu, bentuk uraian laporan dapat disajikan dengan
pola penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris.
Pola  penyajian  laporan  bersifat  narasi  lebih  menekankan  uraian
secara kronologis, yaitu berdasarkan rangkaian waktu. Isi laporan bersifat
penceritaan  atau  pemaparan   peristiwa  tentang  objek  yang  dilaporkan.
Yang  termasuk  laporan  ini  misalnya,  laporan  perjalanan,   laporan
peliputan  peristiwa,  dan  laporan  berita  (reportase).  Laporan  ini  bersifat
pengungkapan  fakta  pada  sebuah  peristiwa  atau  keadaan.  Oleh  sebab
itu,  laporan  ini  dituntut  harus  faktual  (berdasarkan  yang  ada),  aktual
berkaitan  realita  dengan  kejadian  yang  baru  terjadi,  akurat  berdasarkan
bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan dan objektif (apa adanya).
Sebagaimana sebuah berita, pengungkapan informasinya bermuatan 5 W +
I H (what: apa, who: siapa, where: dimana, when: kapan, why: mengapadan
how: bagaimana).
Lain lagi dengan pola penyajian laporan bersifat deskripsi. Laporan ini
lebih terfokus pada penggambaran mengenai lokasi, tempat, dan bentuk
fisik serta ciri-ciri objek yang dilaporkan. Yang termasuk laporan deskripsi
ialah  laporan  pengamatan,  laporan  kunjungan,  laporan  observasi,  dan
sebagainya.
Pola penyajian laporan bersifat ekspositoris berupa uraian yang berisi
langkah-langkah kerja, proses kejadian, atau pemaparan mengenai tahapantahapan  perkembangan  objek  yang  dilaporkan.  Yang  termasuk  laporan
bersifat ekspositoris adalah laporan penelitian, laporan percobaan, laporan
pertanggungjawaban  uraian  pekerjaan  yang  menggunakan  tahapan,  dan
sebagainyaSebelum menyajikan laporan secara lisan, laporan dapat disusun terlebih
dahulu  secara  tertulis.  Laporan  yang  sudah  disusun  dapat  disampaikan
secara  lisan  atau  dipresentasikan.  Untuk  menyampaikan  laporan  secara
lisan, hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu seperti berikut.
1.  Memberi tahu jenis laporan yang akan disampaikan.
2.  Menyampaikan  pengantar  sekilas  tentang  latar  belakang  pembuatan laporan
3.  Menyampaikan proses memperoleh bahan laporan
4.  Memberikan gambaran secara umum tentang sistematika laporan
5.  Menyampaikan isi laporan dengan bahasa yang baik, formal, dan
efektif
6.  Memberikan penekanan pada uraian mengenai fakta jika berbentuk
laporan naratif dan deskriptif
7.  Memberikan penekanan pada alur proses atau tahapan jika laporan
berbentuk ekspositoris
C. Menyampaikan Rangkuman dan Simpulan Laporan
Di  dalam  setiap  laporan,  ada  penjelasan  tentang  hasil  yang  dicapai.
Seberapa besar hasil itu harus disampaikan? Penjelasan tentang hasil masih
merupakan bagian isi laporan. Dari pembahasan atau uraian yang ada pada
isi laporan, dibuatlah suatu rangkuman dan simpulan mengenai hal yang
dilaporkan.
Penyajian dalam bentuk rangkuman berupa uraian hal-hal pokok saja
atau  bentuk  garis  besarnya  saja  namun  tetap  tersusun  secara  sistematis.
Selain  menyajikan  rangkuman  sebuah  laporan  dapat  pula  membuat
simpulannya.
Berbeda dengan rangkuman, simpulan merupakan uraian singkat yang
diwarnai oleh pandangan dan penilaian dari si pembuat laporan. Simpulan
dapat  dibuat  berdasarkan  suatu  analisis  dari  materi  laporan,  perpaduan (sintesis) dari beberapa aspek yang dilaporkan, dan dapat juga berbentuk
kategori (pengelompokan) unsur-unsur yang dilaporkan yang memiliki ciri
yang sama. Namun, itu semua tetap mengacu pada tujuan dan apa yang
harus  dicapai  oleh  pembuat  laporan  serta  tuntutan  dari  yang  menerima
laporan.
Laporan  dapat  pula  disampaikan  hanya  berbentuk  rangkuman  atau
simpulannya.  Semua  itu  bergantung  pada  permintaan  dan  kebutuhan.
Tentunya sebelum menyampaian laporan, terlebih dahulu laporan disusun
dalam bentuk rangkuman atau simpulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar